24hnewspaper – Rusia paksa tentara terluka kembali ke medan perang meski kondisi mereka belum pulih sepenuhnya. Laporan terbaru mengungkapkan bahwa beberapa prajurit bahkan dikirim kembali ke garis depan menggunakan kruk. Keputusan ini mengundang kecaman internasional karena dinilai melanggar standar kemanusiaan.
Krisis kekurangan pasukan disebut sebagai alasan utama di balik kebijakan ini. Tingginya jumlah korban di medan perang memaksa militer Rusia mengambil langkah ekstrem dengan menempatkan prajurit terluka kembali ke garis depan. Bahkan, beberapa tentara mengaku tidak mendapatkan pemeriksaan medis yang memadai sebelum dikirim bertempur lagi.
Tekanan besar juga dirasakan oleh para prajurit yang sedang dalam masa pemulihan. Mereka dilaporkan mendapat ancaman sanksi jika menolak kembali ke medan perang. Minimnya fasilitas medis di beberapa wilayah konflik memperparah situasi, membuat proses pemulihan prajurit menjadi tidak optimal.
Rusia paksa tentara terluka ini memicu reaksi keras dari berbagai organisasi kemanusiaan. Mereka mengecam keras tindakan tersebut dan menyerukan agar Rusia menghormati hak-hak prajurit yang terluka. Organisasi internasional menilai kebijakan ini melanggar hukum perang dan memperlihatkan lemahnya perlindungan terhadap tentara.
Meski kecaman terus mengalir, pemerintah Rusia belum memberikan tanggapan resmi terkait laporan ini. Namun, para pengamat menilai bahwa keputusan tersebut menunjukkan tingginya tekanan yang dihadapi militer Rusia dalam menjaga kekuatan tempur.
Situasi ini menambah daftar panjang kritik terhadap strategi perang Rusia di Ukraina. Dunia internasional kini terus memantau perkembangan ini, berharap ada langkah nyata untuk melindungi tentara yang terluka dan memastikan standar kemanusiaan tetap ditegakkan dalam konflik bersenjata.