24hnewspaper – Israel tunda pembebasan tahanan Palestina di tengah meningkatnya tekanan politik dalam negeri dan kekhawatiran atas keamanan nasional. Keputusan ini memicu kecaman luas dari Palestina dan komunitas internasional yang menilai langkah tersebut dapat memperburuk ketegangan di wilayah konflik.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menunda pembebasan sejumlah tahanan Palestina yang sebelumnya direncanakan sebagai bagian dari kesepakatan perdamaian. Tekanan dari kelompok konservatif dalam pemerintahan menjadi salah satu alasan utama di balik keputusan ini. Mereka menganggap pembebasan tahanan dapat memicu risiko keamanan di wilayah Israel.
Di pihak lain, Otoritas Palestina mengecam keputusan tersebut dan menyebutnya sebagai pelanggaran serius terhadap perjanjian damai yang telah disepakati. Mereka menilai tindakan ini semakin mengikis kepercayaan antara kedua pihak dan memperburuk situasi politik yang sudah tegang.
Komunitas internasional pun turut angkat suara. Amerika Serikat, Uni Eropa, dan lembaga hak asasi manusia mendesak Israel untuk tetap mematuhi kesepakatan dan melanjutkan pembebasan tahanan. Mereka menegaskan bahwa langkah ini penting untuk menjaga stabilitas kawasan dan memajukan proses perdamaian.
Sementara itu, beberapa kelompok perlawanan Palestina memperingatkan bahwa penundaan ini bisa memicu gelombang protes dan eskalasi kekerasan di wilayah pendudukan. Ancaman aksi balasan muncul sebagai respons atas keputusan yang dianggap tidak adil ini.
Meski pemerintah Israel menegaskan bahwa keputusan ini bersifat sementara dan akan dievaluasi berdasarkan situasi keamanan, banyak pihak khawatir bahwa penundaan ini hanya akan memperpanjang ketegangan. Palestina tetap menuntut agar tahanan segera dibebaskan sesuai kesepakatan sebelumnya.
Konflik Israel-Palestina terus menunjukkan betapa rumitnya upaya menuju perdamaian di kawasan ini. Penundaan pembebasan tahanan Palestina kini menjadi simbol lain dari ketidakstabilan politik dan tantangan besar dalam mencari solusi damai yang berkelanjutan.